PoltekMu Makassar dan Institut Parahikma 'Aisyiyah Sulsel Optimis Tingkatkan Akreditasi
Pendamping Akreditasi Institusi dan Program Studi Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah Burhanuddin berfoto bersama Rektor Institut Parahikma ‘Aisyiyah Sulawesi Selatan Dr. Hj. Nurhayati Azis, M.Si., Wakil Direktur 2 PoltekMu Makassar Dr. Usman Umar, M.T., dan tim dari kedua kampus

GOWA- Setelah menjadi tuan rumah beberapa waktu lalu, giliran Politeknik Muhammadiyah Makassar (PoltekMu) bertandang ke kampus Institut Parahikma ‘Aisyiyah Sulawesi Selatan di Kawasan Paccinongan, Kabupaten Gowa.

Hal itu dalam rangka pendampingan akreditasi institusi dan program studi oleh Majelis Diktilitbang Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pasalnya, PP Muhammadiyah menekankan seluruh perguruan tinggi Muhammadiyah- ‘Aisyiyah (PTMA) harus satu barisan dalam visi “Unggul dan Berkemajuan”.

Pendamping dari Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah Burhanuddin mengatakan, untuk asistensi tersebut, pimpinan pusat memang mengarahkan kolaborasi dan sinergitas antarkampus. “Kita memang diminta cari titik kumpul untuk bersinergi dan silaturahmi. Kami juga bukan untuk menggurui tapi untuk berdiskusi, supaya kita bisa menjadi Unggul,” ungkap Burhanuddian.

Kepala Lembaga Penjamin Mutu Universitas Muhammadiyah Makassar itu menyebut, PoltekMu dan Institut Parahikma ‘Aisyiyah Sulsel merupakan perguruan tinggi yang berpotensi besar untuk maju.

Menurut dia, dua perguruan tinggi itu bisa melompat lebih tinggi, lebih jauh dari Unismuh Makassar. Pasalnya, kedua kampus itu dikelola oleh tenaga-tenaga muda. Terkait itu, Burhanuddin mengutip pesan Soekarno, dengan sepuluh orang pemuda, dunia bisa diguncangkan.

Terlebih, lanjut dia, berdasarkan hitungan-hitungan atas instrumen yang disediakan, dua PTMA itu berpotensi besar meraih peningkatan akreditasi. “Kita mulai bekerja hari ini. Harus by process bukan by ending supaya target kita tercapai, karena secara hitung-hitungan, potensi kita besar,” tegas dia pada Jumat, 13 Oktober 2023.

Burhanuddin menekankan, kedua perguruan tinggi tersebut harus mengejar proses akreditasi, paling lambat hingga Agustus 2024 nanti.

“Padahal, TS-nya untuk akrditasi institusi 2024—2025, tapi kalau itu ditunggu, peringkatnya hanya dua, terakreditasi dan tidak terakreditasi, sementara kita menargetkan, minimal Baik Sekali. Untuk itu, kita targetkan, paling lambat kita mengirim sampai Juli 2024,” ungkap Bur.

Karena itu, ia menekankan, borang pengusulan akreditasi harus dikirim sesegera mungkin. Kedua kampus itu juga harua melakukan prosesi persiapan sejak dini. “Kita harus lakukan prosesnya mulai dari sekarang, jangan nanti minus dua bulan. Mati kita. ,” tegas dia.

Untuk itu, ia mengingatkan, perguruan tinggi Muhammadiyah- ‘Aisyiyah harus berkoordinasi dan bersinergi. Sebanyak 170 PTMA di republik ini, harus bisa saling mengisi kekurangan dan kelebihan, sebagaimana instruksi Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

PoltekMu Makassar dan Institut Parahikma ‘Aisyiyah Sulsel harus bisa memanfaatkan potensi 170 PTMA di Indonesia. Terlebih, koordinasi dan sinergi dengan PTMA yang sudah dikenal unggul, seperti terkait jurnal terakreditasi bereputasi dan hubungan kerja sama.

Dalam pendampingan itu, Bur juga menekankan, kedua PTMA tersebut harus memastikan kinerja positif badan atau lembaga penjamin mutu. “Setiap akhir tahun akademik, Lembaga Penjamin Mutu harus mengaudit semua prodi. Itu pun harus ada laporan hasil auditnya. Terlebih, satu hal yang sering kita terlewat, yaitu terkait ketepatan waktu selesai mahasiswa kita. LPM harus meneror prodi terkait itu,” tegas dia.

Ia juga menyinggung perihal perjanjian kerja sama antara kampus dan pihak luar, baik dalam negeri maupun luar negeri. Ia menekankan, setiap perguruan tinggi harus memiliki lembaga atau paling tidak bagian yang mengurusi kerja sama.

“Kerjasama ini penting sekali, yang dilihat output-nya bukan sekadar apa ada dokumen MoU-nya.Tuga lembaga kerjasama ini, selalu memfasilitasi prodi untuk keluar. Misalnya, kolaborsi untuk meneliti ke luar. Jadi, bagian Kerjasama dulu yang keluar, MoU. Setelah ada MoU, baru prodi merespons,” tandas dia.

Leave a Comment